Tuesday, October 30, 2018

'Goresan Sejarah' Keliki Painting

LUKISAN KELIKI, SENI YANG TERBANGUN DARI KESABARAN DAN KETELITIAN


Di era 1970'an, lukisan miniatur ini muncul dari Keliki. Keliki adalah sebuah desa di utara Ubud, berjarak sekitar 12 km dari Ubud Center atau 33 km dari kota Denpasar. 



Hasil gambar untuk keliki painting
Salah satu ciri khas lukisan Keliki.
Sangat detail dan rapi
Adalah seorang petani setempat bernama I Ketut Sana yang berinisiatif menekuni bidang ini lebih dalam. I Ketut Sana belajar menggambar dari I Gusti Nyoman Sudara Lempad dari Ubud dan I Wayan Rajin dari Batuan. I Gusti Nyoman Lempad sendiri adalah satu seniman terbaik yang Bali pernah miliki, ahli dalam seni lukis dan seni pahatan batu khususnya bagunan pura yang banyak terdapat di Ubud. Sedangkan I Wayan Rajin adalah pelukis bergaya Batuan (Batuan style) yang karyanya sudah sampai ke mancanegara.


Style ini menggunakan media kertas karena cenderung lebih mudah objek yang jelas untuk dibentuk dan memberikan kesan yang lebih detail dan berisi. Dengan rata-rata ukuran kertas nya 2 - 3 inci sampai ukuran terbesar nya dari 10 - 15 inci, I Ketut Sana menggabungkan garis-garis coretan ala Lempad dan tingkat kedetailan objek dari Rajin. 

Setiap inci ruang yang kosong pada gambar akan ditutupi dengan objek-objek kehidupan masyarakat orang Bali beserta cerita-cerita rakyat nya digambarkan lewat tinta yang nanti juga akan diwarnai dengan cat warna. Dan seperti yang kita bisa bayangkan, warna-warna cerah dan segar khas Ubud disandingkan dengan goresan detail bercorak Batuan melahirkan genre baru yang kita ketahui sebagai Keliki style hingga sampai saat ini. 

Para pelukis Keliki sangat bangga dengan kesabaran mereka melukis di setiap ruang yg kosong di dalam gambar yang dengan sangat teliti di setiap objek gambar yang mereka munculkan. Tentu tak semua orang bisa tahan berlama-lama duduk melukis di sebuah bidang yang kecil sambil memperhatikan sapuan kuasnya. 


Tapi beberapa tahun belakangan, masa keemasan lukisan Keliki tidak seramai dulu. Maka dari itu, beberapa komunitas atau perorangan penduduk setempat mulai membangkitkan semangat melukis ini ke generasi selanjutnya dengan cara membuat komunitas/sekolah yang mengajari anak-anak asli Keliki secara gratis untuk tetap mempertahankan "warisan budaya" ini. Berharap mereka dapat memberikan warna baru dan lebih kreatif dalam mengekspresikan pemikiran mereka lewat seni menggambar khas Keliki ini.


EmoticonEmoticon

Search Engine